Minggu, Desember 14, 2008

Laskar Buaya

di suatu tempat nunjauhdimato, yang walaupun pake "pintu kemana saja"-nya Doraemon tetep ngga bisa dituju. terdapat sebuah gedung sekolah tua. gedung sekolah itu hanya terdiri dari 1 ruang kelas, dengan genting yang juga sudah rusak dan bolong-bolong, cat yang mengelupas, gedung itu menjadi saksi dari usaha anak-anak kampung dalam menuntut ilmu, yang sudah dari dulu menuntut ilmu disana, digedung sekolah SD Mutauajah.

SD Mutauajah terletak di sebuah desa yang bernama desa Sukaminum. letaknya tidak terlalu jauh dari perumahan penduduk, namun terletak dipinggir sungai, tidak terlalu pinggir, namun dari jendela kelas yang tidak berkaca saja dapat terlihat sungai dengan buaya-buaya yang terlihat berenang disungai tersebut. buaya? ya buaya, sungai yang disinyalir bernama sungai buaya tersebut merupakan sungai yang dipenuhi oleh buaya. hampir tiap waktu dapat terlihat buaya yang berenang di air sungai yang tenang, atau buaya yang terlihat "berjemur" dipinggir sungai.

namun buaya-buaya tersebut dipercaya oleh penduduk sekitar sebagai pelindung desa, mungkin itu sebabnya tidak pernah ditemukan kasus penduduk desa yang menghilang disungai, atau diserang buaya. masuk akal.

kembali lagi ke SD Mutauajah, sekarang murid-murid SD tersebut hanya berjumlah 5 orang. yang sekarang sudah menduduki kelas 6 SD. dapat dikatakan, kalau 5 orang murid tersebut merupakan angkatan terakhir atau murid terakhir dari SD Mutauajah. tidak ada lagi adik kelas bagi mereka, karena minat para orang tua di desa tersebut untuk menyekolahkan anaknya sudah hampir tidak ada, mereka lebih mendukung anaknya untuk segera bekerja mencari nafkah, dibanding dengan menyekolahkan anaknya dan menggunakan nafkah tadi untuk biaya sekolah. juga dikarenakan keadaan SD Mutauajah, yang keadaan bangunannya yang sudah kritis, juga masalah kekurangan tenaga pengajar. hanya terdapat satu guru yang mengajar di SD Mutauajah, seorang guru wanita umur 35-an yang dipanggil oleh muridnya dan orang-orang dengan sebutan Bu Yun.

sedangkan ke 5 orang murid SD Mutauajah adalah Beko, Uti, Arti, Yari, dan Akira. mereka berlima merupakan teman sejak kecil, sejak masuk di kelas satu SD Mutauajah mereka diajar oleh Bu Yun. jam sekolah masuk dari jam 8 pagi, hingga jam 2 siang. namun tak jarang, jika hari sedang hujan, ke 5 murid SD Mutauajah tersebut tinggal disekolah sampai sore. dan ketika hujan sudah reda dan muncul pelangi menghias langit. mereka berlima duduk dipinggir sungai menikmati keadaan tersebut, mereka dapat menghabiskan waktu berjam-jam memandangi sebuah pemandangan setelah hujan, bukan, mereka bukan memandangi indahnya pelangi dilangit. tapi mereka duduk dipinggir sungai untuk melihat buaya-buaya yang berenang di air sungai yang deras setelah hujan.

"Laskar Buaya!!!" terdengar suara Bu Yun memanggil. "Ayo teman-teman, Bu Yun memanggil kita!" Beko mengajak ke 4 temannya untuk segera menyudahi hobi mereka melihat buaya. Laskar Buaya? yoi. Laskar Buaya. panggilan tersebut disematkan oleh Bu Yun kepada 5 sekawan tadi, bukan karena singkatan dari nama mereka berlima, namun tak lain dan tak bukan adalah karena hobi mereka berlima memandangi buaya dari pinggir sungai.

Beko adalah seorang laki-laki anak seorang peternak buaya, dia adalah ketua kelas dari teman-temannya di SD Mutauajah. Uti adalah seorang perempuan kecil, setiap hari dia sekolah dengan berjilbab, dia sering digosipkan dekat dengan Beko oleh teman-temannya. sedangkan Arti adalah murid terpintar di Laskar Buaya. berwujud seorang perempuan kecil hiperaktif, yang paling sering memotivasi teman-temannya dikala kesusahan. merupakan seorang anak dari supir truk antar kota.

Yari seorang perempuan anak tukang jahit, setiap kesekolah dia selalu berpakaian "lain" dengan teman-temannya. dia mengagumi berbagai tren pakaian dari seluruh dunia, bisa dibilang kalau dia yang tau bagaimana cara untuk "bergaya" dalam berpakaian. dia selalu membawa sebuah buku fashion yang dia dapat dari klien ayahnya ke sekolah. dia bercita-cita ingin membuat pakaian, dan menciptakan tren fashion baru.

sementara Akira adalah seorang laki-laki keturunan Jepang, sangat menyukai film aksi, dan juga menyukai bergaya seperti Jackie Chan, Jet Li, Boboho, dan yang terakhir, bergaya dengan memakai kacamata hitam ala Mandragade. sumpah mirip sekali.

suatu hari, SD Mutauajah didaulat oleh kepala desa Sukaminum sebagai pengisi acara hiburan dalam acara perayaan persembahan buaya yang diadakan setiap tahun. seperti tahun-tahun sebelumnya, anak-anak pelajar SD Mutauajah yang notabene hanya satu-satunya sekumpulan orang terpelajar didesa Sukaminum, selalu menampilkan sebuah suguhan pertunjukan yang (ehem) kurang menarik.

ini dikarenakan oleh keterbatasan biaya, mereka hanya menampilkan semuanya apa adanya. seperti tahun lalu mereka menampilkan pertunjukan musik yang hanya bermodalkan ember untuk dipukul. beruntung orang-orang di desa memaklumi keadaan SD Mutauajah, walaupun yang ditampilkan tidak terlalu menghibur, tetapi mereka tetap semangat menonton "barisan terpelajar" dari desa mereka menunjukan semangatnya.

tapi ini merupakan sebuah bencana bagi Bu Yun. Bu Yun yang sudah mengajar lebih dari 10 tahun di SD Mutauajah. merasa ingin membuat suatu yang lain dari yang sudah ditampilkan tahun-tahun sebelumnya. walaupun dia tahu kalau orang-orang di desa memaklumi, namun dia tetap merasa sedikit malu kalau melihat penampilan anak-anak asuhnya yang ala kadarnya. cenderung membosankan.

sehingga dia sangat menaruh harapan pada acara perayaan tahun ini, dimana Laskar Buaya yang sangat dia banggakan yang akan tampil. 1 bulan sebelum acara perayaan, Bu Yun sudah mewanti anak asuhnya. dia memilih Yari sebagai orang yang akan menentukan akan menampilkan apa mereka tahun ini. alasannya? karena Mari terlihat sebagai orang yang peka terhadap penampilan.

setelah berpikir dan jungkir balik, tercerca senyum diwajah Yari. dia sudah menemukan tema untuk acara perayaan nanti. tema itu sendiri dia namakan dengan, "Tarian Buaya". walaupun terdengar simpel, namun dia sudah menyiapkan segalanya. yang akan ditampilkan itu kurang lebih seperti ini, Laskar Buaya masing-masing akan menggunakan kostum buaya, lengkap dengan moncong buaya diujung kepala, sampai buntut buaya yang dibuat agar terlihat berkulit keras dan tajam.

dan gerakan tariannya itu sendiri, Laskar Buaya akan berjalan merangkak ditanah menirukan buaya yang sedang berjalan. sementara sebuah miniatur kecil berbentuk desa Sukaminum akan diletakan ditengah-tengah para "buaya" yang sedang berjalan. sementara buaya-buaya itu akan berjalan mengitari miniatur desa tadi untuk menunjukan, buaya yang melindungi dan menjadi kekuatan dari desa Sukaminum.

Yari menyampaikan ide nya ini dengan semangat menggebu-gebu, sementara ke 4 temannya menyambut dengan tidak kalah semangat. mereka sangat setuju dengan ide "buaya sebagai pelindung dan kekuatan desa Sukaminum". begitu juga dengan Bu Yun, yang sangat mendukung ide ini, sampai-sampai beliau juga ingin ikut dalam tarian dan menjadi buaya. namun Bu Yun tidak boleh ikut dalam tarian, dia akan tampil sebagai pembimbing.

setelah hampir selama 2 minggu bersiap-siap. hari acara perayaan pun tiba. Laskar Buaya berjalan ke tengah penonton dengan kostum buayanya, miniatur desa diletakan sekitar 5 meter didepan dari tempat mereka berdiri. ketika tabuh drum yang berasal dari panci penyok yang dipukul sudah berbunyi, ke 5 buaya tersebut akan beraksi dengan berjalan perlahan menuju miniatur tersebut, lalu akan berjalan mengitari miniatur itu.

Beko sebagai ketua kelas, terlihat sebagai yang paling antusias. sambil berjalan seperti buaya dia sering meneriakan meniru suara binatang buas, Akira yang sedang dalam euforia ngefans sama Mandragade, memakai kostum buaya sambil tetap memakai kacamata hitamnya.

Arti beraksi sangat hiperaktif pagi itu, dengan kecepatan merangkak yang lebih cepat dari teman-temannya, sesekali dia merangkak mendekati penonton anak kecil sehingga membuat anak kecil itu meringis takut. Uti juga terlihat tampil dengan semangat, dengan kostum buaya yang terlihat terlalu besar ditubuhnya, dia berjalan merangkak dibelakang Beko.

Yari sang pencetus ide pun tak kalah heboh, kostum buaya nya lain daripada kostum teman-temannya, dia menambahkan elemen warna-warni pada kostumnya, yang membuatnya paling mencolok diantara barisan.

Laskar Buaya mampu tampil dengan maksimal, kostum buaya, berjalan merangkak, miniatur yang dilindungi, berhasil membuat penonton terkesima dan berakhir bertepuk tangan. membuat Bu Yun kali ini merasa lain, terlihat air mata menetes ke tanah, tapi entah itu air mata atau air iler.

acara perayaan itu meninggalkan kesan yang sangat mendalam dalam perjalanan Laskar Buaya di SD Mutauajah. karena pada akhirnya dapat lebih mengharumkan nama sekolah sesaat sebelum mereka meninggalkan bangku SD. karena beberapa bulan kemudian mereka menyelesaikan pendidikan mereka di SD Mutauajah. setau saia (halah!), setelah lulus mereka terpisah, menuju SMP yang berbeda-beda, saia ngga tau dimana. (halah! lo yang bikin cerita ini juga dogol!)

sampai akhirnya, Laskar Buaya kembali "reuni" ketika memasuki masa-masa SMA. karena mereka kembali satu sekolah, walaupun baru dapat sekelas kembali ketika kelas 3 SMA. malahan, mereka kembali bertemu dengan Bu Yun di SMA ini, karena ternyata Bu Yun mengajar mata pelajaran Bahasa Indonesia di SMA tersebut. gua ngga tau di SMA mana mereka sekolah. (hehe!)

yah, sejak saat itu mereka akan tetap dikenal sebagai Laskar Buaya.

PS: gua bikin post ini untuk seru-seruan aja, kalo terlihat maksa atau apapun. ngga usah dipikirin lah. terus, kalo ada kesamaan nama atau tokoh, berarti lo kasian banget punya nama yang sama dan tokoh yang sama kayak cerita kacrut ini, haha. akhir kata, JANGAN ADA YANG GE ER YA.

Tidak ada komentar: